Terkenal dengan sebutan rumah susun atau rusunawa, tempat tinggal vetikal menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat urban, perkembangan suatu kota selalu diikuti oleh pertumbuhan penduduk. Tiap 10 tahun, pertumbuhan penduduk Indonesia meningkat dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun 2,04% (2010-2020).
Akan tetapi 56,10% penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Negara berkembang termasuk Indonesia, yang aktif melaksanakan pembangunan, umumnya menghadapi masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup. Jumlah penduduk yang terus meningkat adalah tantangan pembangunan di masa depan.
Bertambahnya jumlah penduduk menjadi faktor terbesar dalam meningkatnya permintaan akan lahan untuk perumahan.
Tidak terlepas dari kegiatan perekonomian, pembangunan dan industrialisasi, permukiman menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia.
Dalam rangka memperbaiki taraf hidup, banyak orang menganggap Jakarta menjadi kota untuk meraih impian. Hanya saja, perbandingan luas lahan yang tersedia tidak sejajar dengan jumlah penduduk, sehingga membuat Jakarta tidak lagi menjadi kota yang ramah dengan kesediaan lahan hunianya.
Adanya pertumbuhan penduduk yang cepat, menuntut banyak pula fasilitas hidup yang lebih banyak pula, salah satunya adalah kebutuhan hunian. Dari salah satu 3 kebutuhan dasar manusia (sandang, pangan dan papan), hunian menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan.
Makna dan fungsi hunian terus berkembang, salah satunya adalah perubahan penggunan ruang dan fungsi aktivitas di dalamnya.
Sebagai contohnya, selama abad terakhir ini tempat untuk tinggal dan tempat untuk bekerja merupakan wadah yang terpisah dengan adanya ketertarikan akan kecenderungan kembali mengikuti konsep abad sebelumnya yaitu menyatu, sehingga mengakibatkan peningkatan pada jumlah penghuni atau orang yang bekerja profesional di rumah.
Pemahaman akan tipologi hunian dan perkembangan yang baik maupun tidak bertujuan akan terciptanya kesepakatan atas permasalahan di masa kini yakni: keterbatasan lahan yang diikuti oleh pertumbuhan penduduk, juga adanya perubahan gaya hidup, hingga terciptanya pemahaman baru akan tipologi hunian.
- Konsep kehidupan vertikal
Secara umum penulis menyarankan agar istilah perumahan vertikal dapat diganti dengan pengertian perumahan bertingkat. Selain itu, dinyatakan bahwa perumahan vertikal jenis ini biasanya efisien, fleksibel dan menjadi solusi tempat tinggal yang baik bagi keluarga dan menarik bagi penghuni tunggal, dibandingkan dengan rumah tinggal, karena dapat menghemat biaya pemeliharaan sehari-hari.
- Proses hunian dan tempat tinggal
Tinggal di lingkungan yang berbeda, dalam hal ini berpindah dari rumah tapak ke rumah susun, juga berarti mendapatkan pengalaman yang berbeda. Masyarakat berpendapatan rendah yang seringkali tinggal di lingkungan bertingkat rendah dan infrastruktur yang kurang memadai atau minim, kemudian beralih ke perumahan vertikal dengan standar berbeda, baik dari segi fisik maupun sosial. Situasi baru juga mendorong adaptasi kebiasaan mereka dengan kondisi dan aspek proses kehidupan tetangga baru.
- Adaptasi dan penyesuaian
Istilah adaptasi menunjukkan adanya hubungan antara perubahan perilaku dalam lingkungan yang biasanya mengarah pada pengurangan disonansi atau kesenjangan dalam sistem lingkungan untuk meningkatkan keselarasan interaksi serangkaian variabel. Secara umum proses penyesuaian diri terhadap lingkungan dapat berupa adaptasi dan penyesuaian diri.