Logam aluminium (atau aluminum) sangat langka dalam bentuk alaminya, dan proses untuk memurnikannya dari batuan sangat kompleks, sehingga keterlibatannya dalam sejarah manusia sebagian besar tidak diketahui.
Namun, senyawa tawas (alum) telah dikenal sejak abad ke-5 SM dan digunakan secara luas untuk pewarnaan. Selama Abad Pertengahan, tawas digunakan sebagai zat pewarna yang menjadikannya komoditas perdagangan internasional.
Ilmuwan Abad Renaisans percaya bahwa tawas merupakan garam dari suatu batuan baru; selama Zaman Pencerahan, diketahui bahwa batuan tersebut, alumina, merupakan oksida dari logam baru. Penemuan logam ini diumumkan pada tahun 1825 oleh fisikawan Denmark Hans Christian Ørsted.
Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam sektor kehidupan manusia sekarang. Bisa dibilang, aluminium merupakan elemn penting penyangga kehidupan modern.
Bagaimana tidak, penggunaan aluminum dapat ditemukan mulai dari bidang transportasi, bangunan dan kontruksi, pengemasan, hingga teknologi.
Produk hasil dari pengolahan logam aluminium juga mungkin sedang kamu gunakan saat ini, seperti handphone, laptop, TV, atau mobil. Kaleng minuman serta kacamata sebagai alat bantu meihat juga terbuat dari aluminium. Jadi bisa dikatakan, kini hamper semua orang menggunakan aluminium setiap harinya.
Sejarah Singkat Aluminium
Logam aluminium ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada 1825. Untuk mengetahui sejarah singkat penemuan aluminium
Periode Hans Christian Oersted
Perkembangan aluminium berubah Ketika metode produksi elektronik yang lebih hemat biaya pada 1886 ditemukan. Metode ini melibatkan reduksi lelehan aluminium oksida dalam kriolit.
Metode produksi elektrolit tersebut dikembangkan oleh insinyur Perancis Paul Heroilt secara mandiri. Pada waktu yang sama, seorang mahasiswa Amerika bernama Charles Hall mencoba etode serupa.
Pada 1888, Swiss Metallurgical Society dan Rathenau, seorang industrialis asal Jerman, menandatangani perjanjian pendirian Perusahaan Saham Gabungan Industri Aluminium di Neuhausen, Swiss. Kemudian, Namanya berubah menjadi Aluminium Smelter Society.
Setelahnya, produksi aluminium meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam lima tahun. Yang tadinya hanya produksi 40 ton aluminium yang dicairkan pada 1890 di Neuhausen, pada 1895 mampu memproduksi 450 ton.
Periode Modern
Aluminium juga dipakai memproduksi peralatan rumah tangga seperti wajan dan panic untuk mengganti bahan tembaga dan besi cor.
Pada zaman modern, aluminium digunakan pada ranah yang lebih luas lagi. Dimana penggunaannya merambah ke sektor konstruksi, bangunan, hingga teknologi.
Bahkan digunakan untuk pembuatan kitchen set aluminium, dikarenakan kelebihan aluminium yang anti air sehingga tidak menyebabkan korosif.