Semasa perang revolusi di tahun 1945-1949, dapur umum di Kota Jogja memiliki peranan yang cukup penting, semasa perang revolusi di tahun 1945-1949, dapur umum di Kota Jogja memiliki peranan yang cukup penting.
Dapur umum tak hanya berfungsi menyediakan makanan bagi para serdadu, tapi juga sebagai tempat bertukar informasi, merawat peralatan perang dan merencanakan serangan.
Dapur umum pada masa yang bergejolak itu memiliki beragam fungsi, antara lain, sebagai tempat komunikasi antara pejuang untuk mengetahui posisi Belanda, tempat menyimpang dan memelihara persenjataan tentara, tempat menyampaikan informasi tentang waktu dan tempat mengadakan serangan serta sebagai tempat istirahat yang aman bagi pejuang.
Dapur umum pada masa revolusi merupakan salah satu partisipasi masyarakat dalam rangka ikut mempertahankan kemerdekaan. Tentara jadi tak perlu memikirkan logistik. Melalui dapur umum, para wanita dan remaja merasa ikut berjuang, meskipun di garis belakang.
pada waktu Belanda menduduki Kota Jogja, keberadaan dapur umum tidak banyak ditemukan dan sering berpindah-pindah. Selain untuk menghindari kecurigaan dari Belanda, hal itu dilakukan demi meringankan beban masyarakat.
Antara dapur umum di kota dan luar kota tidak saling berhubungan. Namun demikian pasukan yang berada di luar kota seringkali mendapat kiriman makanan dari kota yang dibawa kurir.
Kasi Sejarah Dinas Kebudayaan Kota Jogja Tri Sotya Atmi mengatakan, dapur umum tak hanya melayani kepentingan para pejuang, tapi juga menyediakan makanan bagi pegawai negeri yang tidak dapat pulang karena adanya halangan.
Pada masa itu, sambungnya, hampir segala kegiatan sering terhenti. Seluruh rakyat selalu dalam keadaan siaga. Toko-toko sering tutup selama berhari-hari, begitu pun lalu lintas.
Dalam keadaan demikian, dapur umum yang dikelola oleh GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia), bukan saja menyediakan makanan bagi para pejuang, tetapi juga berperan sebagai pos republik.
Salah satu perjuangan rakyat di balik layar pertempuran Revolusi Indonesia adalah mereka yang menyediakan dapur umum. Dapur umum adalah wadah penyedia logistik yang penting bagi gerilyawan pada masa Revolusi Indonesia (1945-1950). Dapur umum merupakan wujud gotong-royong rakyat menolong sesamanya ditengah konflik yang sedang berkecamuk.
Rakyat membantu perjuangan kemerdekaan ini dengan cara menyediakan logistik dan makanan bagi para pejuang medan perang. Dapur umum ditempatkan di rumah-rumah penduduk. Dapur umum dikelola oleh anggota inti yang telah ditentukan.
Mereka yang bukan anggota inti tetap berpartisipasi dalam mengolah makanan bersama-sama. Kebutuhan logistik dapur umum diperoleh dari masyarakat dalam bentuk sumbangan seperti: beras, lauk-pauk, sayur-mayur, kayu bakar, bahkan hibahan dana.