Gaya desain interior industrial terinspirasi dari pabrik industri abad ke-19, namun awal munculnya gaya desain industrial adalah pada tahun 1950-an di benua Eropa. Saat itu ada banyak bengunan bekas pabrik yang terbengkalai dan tidak digunakan lagi. Agar bisa dimanfaatkan dan nyaman untuk dihuni kembali, maka dilakukan penyesuaian. Namun demikian, karakter asli bangunan tetap dipertahankan dan tidak dihilangkan.
Mereka akan membiarkan tampilan bangunannya tanpa dipoles atau diubah sedikitpun. Sehingga desain ini seolah menonjolkan sifat alamiah berbagai elemen yang menyusun bangunannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika bangunan bergaya industrial akan terkesan seperti gudang atau bangunan yang belum selesai. Tidak jarang juga ada yang menganggapnya terkesan suram atau seperti bangunan terlantar dan perlu renovasi. Padahal, di saat yang sama gaya industrial juga memperlihatkan modernisasi, kolaborasi antara kesederhanaan dan estetika.
Sebagai konsep hunian yang memberikan tampilan berkesan setengah jadi atau unfinished. Tak bisa ditampik industrial menonjolkan keunikan tersendiri dengan gaya apa adanya yang terinspirasi dari berbagai komponen industri.
Hal ini ditunjukkan dengan tampilan detail arsitektur yang nampak terbuka, misalnya saja pemasangan batu-bata sebagai dinding rumah tanpa plester. Hal ini sebab industrial lebih mementingkan penyesuaian fisik dengan berbagai teknik desain tanpa menghilangkan karakter asli.
Meskipun sekilas nampak suram, sebenarnya gaya ini akan menampilkan sisi modernitas, sederhana, penuh estetika manakala berhasil disusun dengan tepat.
Ada beberapa ciri khas dari gaya industrial. Di antaranya adalah:
- Finishing yang diminimalisir pada elemen-elemen bangunan dan furnitur. Kesan maskulin akan sangat kuat pada gaya industrial. Hal itu ditonjolkan dengan mengekspos material kasar seperti logam dan baja, ataupun mendaur ulang material industri seperti aluminium, kaca atau pun besi dan baja. Banyak dari material dibiarkan bergaya.
- Elemen-elemen bangunan lebih terekspos, sehingga terkesan apa-adanya. Seperti batu-bata pada bagian dinding yang tidak diplester. Namun demikian, batu bata kadang dicat sesuai warna bagian dinding lainnya yang tertutup. Warna putih, abu-abu atau warna natural lainnya kerap menjadi pilihan, sesuai dengan khas gaya industrial yang cenderung monokromatik.
- Kecenderungan warna pada bangunan industrial memang didominasi oleh warna monokrom. Pemilihan dekorasi juga harus disesuaikan. Lantai pada gaya industrial memang unik. Bukan keramik atau marmer. Melainkan parket, semen, acian atau beton yang jadi pilihannya. Namun untuk bangunan komersial seperti co worker yang bergaya industrial pemakaian karpet tentu diperlukan.