Gaya Desain Interior Victoria

Era Victoria sejalan dengan masa pemerintahan Ratu Victoria di Inggris dan mengacu pada periode antara sekitar tahun 1830-an dan awal tahun 1900-an. Era Victoria terjadi setelah Revolusi Industri (dari tahun 1760 hingga sekitar tahun 1840), dan sepanjang abad ke-19 dan abad ke-20, kemajuan teknologi terus memungkinkan banyak barang rumah tangga, termasuk dekorasi, diproduksi secara massal dengan harga murah.

Revolusi Industri

Nama dari desain ini sendiri diambil dari nama Ratu Victoria yang saat itu menjadi penguasa tertinggi di Inggris. Nama Victorian ini juga merepresentasikan kebiasaan dua negara besar Inggris dan Prancis yang lazim memberi nama suatu gaya dengan nama penguasa monarki.

Pada masa itu, victorian digunakan sebagai sebutan untuk konstruksi desain bangunan dan furniture, gaya ini muncul akibat adanya pengaruh dari perkembangan teknologi.

Pada era revolusi industri atau abad ke-19 gaya desain Victoria menjadi sangat populer, di mana besi dan baja merupakan komponen baru yang dimasukkan ke dalam konstruksi bangunan.

Desain victoria merupakan wujud pengembangan dari gaya gotik yang megah. Hal ini akhirnya menginspirasi gaya di era victorian dalam hal fashion, arsitektur, dan furniture, di mana keindahan lebih ditonjolkan ketimbang fungsinya.

Di masa tersebut pula, para arsitek dan desainer bebas menggabungkan beberapa gaya sehingga menciptakan sebuah gaya baru yang unik sebagai karakteristik masing-masing hunian.

Pada tahun 90-an gaya desain Victoria mulai kehilangan peminatnya, hal ini dikarenakan munculnya desain-desain yang lebih minimalis, modern, dan fungsional tetapi tetap menekankan sisi estetikanya, tetapi berkat keunikannya gaya desain Victoria tetap bertahan dan diminati oleh segelintir orang.

Jika gaya desain Skandinavia menekankan Less is More, maka gaya desain Victoria menekankan More is More.

Desain Interior Rumah Sherlock Holmes

6 elemen gaya desain interior Victoria :

  • Warna : Periode awal era Victoria menampilkan warna-warna yang lebih gelap seperti merah anggur, merah delima, hijau hutan, biru tua, dan coklat tua, sedangkan periode selanjutnya menampilkan warna-warna cerah dan pastel. Era ini lebih erat kaitannya dengan warna-warna yang lebih gelap, yang diperlukan pada periode ketika sebagian besar rumah dipanaskan oleh batu bara, warna-warna yang lebih gelap menyembunyikan efek asap dan abu.
  • Furnitur : Satu gaya furnitur tidak mendominasi era tersebut, namun furnitur ditentukan oleh ornamen yang berlebihan. Perabotan bergaya Victoria umumnya diukir secara dekoratif dan diisi berlebihan, dengan potongan-potongan seperti kursi berlengan berkancing, kursi malas, dan sandaran, serta ornament-ornamen eksotik seperti gading gajah.
  • Pencahayaan : Yang paling penting dalam gaya desain ini adalah perlengkapan lampu dan lilin, terutama di area seperti ruang makan, ruang keluarga, ruang duduk, dan pintu masuk. Lampu Tiffany (dengan kap lampu yang terbuat dari kaca) adalah gaya populer pada zaman itu tidak hanya untuk lampu meja atau lampu berdiri tetapi juga untuk lampu dinding dan lampu gantung.
  • Dekorasi Rumah : Aksesori dan dekorasi ditampilkan secara mencolok dan menutupi setiap permukaan dalam desain interior bergaya Victoria. Contohnya termasuk dinding galeri yang berisi gambar-gambar berbingkai, barang pecah belah yang dipajang, suvenir, vas, dan serbet renda, yang terakhir dapat digunakan di bagian belakang furnitur, di atas meja, atau di atas perapian. Selain itu, bantal bersulam menghiasi sofa, dan tanaman dalam pot seperti palem dan pakis juga populer. Kaca patri juga merupakan cara umum untuk menambah warna pada ruangan.
  • Penutup Jendela dan Dinding : Jendela menampilkan tirai kain tebal dan perawatan jendela mewah, seperti tirai yang dilapisi sutra atau wol. Dinding biasanya dilapisi dengan warna cat yang kaya dan gelap pada masa itu atau ditutupi dengan permadani atau kertas dinding dengan motif bunga, daun, atau sulur yang berani. Dinding kadang-kadang dicat agar terlihat seperti finishing marmer atau serat kayu.
  • Lantai : Kayu, khususnya pola parket, adalah salah satu lantai paling umum pada zamannya. Jenis lantai umum lainnya adalah anyaman, karpet, dan menjelang paruh kedua era tersebut, lantai keramik dengan desain geometris berulang di tengahnya.

Gaya desain Victoria tidak lepas dari sejarah kolonialisme inggris, gaya desain yang menekankan kolonialisasi yang ditunjukan dari ornamen-ornamen dan dekorasi yang mewah dan eksotik, didapatkan dari negara-negara yang diduduki inggris. Serta simbol dari keangkuhan peradaban Eropa pada abad pertengahan sampai era revolusi industri.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *